Tips  

Swipe, Repeat, Rot

Kecanduan Video Singkat di Media Sosial dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental
Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita, terutama aplikasi yang menyediakan video singkat seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts. Platform ini menarik banyak pengguna, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berkat konten yang beragam dan durasi video yang pendek. Meskipun memberikan hiburan dan informasi secara cepat, kecanduan terhadap video singkat ini berpotensi merusak kesehatan mental, dengan salah satunya adalah brainrot.

Kecanduan yang Tidak Terlihat

Kecanduan video singkat sering dimulai tanpa disadari. Kita mungkin membuka aplikasi hanya untuk melihat berita atau hiburan ringan, namun algoritma aplikasi tersebut menyarankan video berdasarkan minat kita, yang membuat kita terus menggulir layar tanpa henti. Durasi video yang singkat membuat kita merasa tidak masalah untuk menonton “beberapa video lagi”, namun lama kelamaan, waktu yang kita habiskan semakin lama dan sering. Sistem penghargaan yang ada dalam desain aplikasi memperkuat dorongan dopamin, memberikan perasaan senang yang membuat kita ingin terus menonton lebih banyak.

Brainrot: Apa Itu?

Brainrot merujuk pada penurunan kualitas fungsi otak yang disebabkan oleh kebiasaan atau pola pikir buruk. Dalam konteks kecanduan media sosial, brainrot terjadi ketika seseorang menghabiskan waktu berlebihan untuk menonton konten yang dangkal dan tidak merangsang otak secara konstruktif. Video singkat yang hanya mengandalkan hiburan instan tidak memberi ruang untuk pengembangan pemikiran kritis. Otak kita kehilangan kesempatan untuk berpikir mendalam, sehingga kemampuan untuk fokus dan menganalisis informasi pun menurun.

Dampak Negatif Kecanduan Video Singkat

Kecanduan video singkat membawa dampak fisik dan psikologis. Secara fisik, kecanduan ini bisa mengganggu tidur, terutama karena paparan cahaya biru dari layar yang mengurangi produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Akibatnya, kita merasa lebih sulit tidur dan tidur menjadi tidak berkualitas.
Secara psikologis, kebiasaan ini menurunkan kemampuan berpikir mendalam. Konten yang cepat dan dangkal membuat kita kesulitan berpikir kritis, menganalisis informasi, atau menyelesaikan masalah secara kreatif. Selain itu, media sosial meningkatkan rasa FOMO (fear of missing out), yang menyebabkan kecemasan sosial dan stres. Kita merasa terisolasi dan kurang percaya diri jika tidak mengikuti tren atau video viral yang sedang populer.

Kecanduan yang Mengarah pada Kehilangan Diri

Kecanduan video singkat juga memengaruhi identitas diri. Ketika kita terus disuguhi konten yang sesuai dengan preferensi kita, kita terjebak dalam “filter bubble”, dimana hanya pandangan dan minat kita yang diperkuat, sementara perspektif lain menjadi terpinggirkan. Hal ini dapat menyebabkan kita kehilangan wawasan yang lebih luas tentang dunia dan diri sendiri. Selain itu, membandingkan diri dengan influencer atau pengguna lain yang terlihat “sempurna” di media sosial dapat menurunkan rasa percaya diri dan menimbulkan perasaan tidak puas.

Mengatasi Kecanduan: Langkah-Langkah yang Dapat Diambil

Mengatasi kecanduan video singkat bukanlah hal yang mudah, namun bukan tidak mungkin. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kita sedang terjebak dalam kebiasaan yang merugikan. Setelah itu, kita perlu membuat perubahan bertahap, seperti mengatur waktu layar, mencari aktivitas yang lebih produktif, atau melibatkan diri dalam kegiatan yang melatih otak secara lebih mendalam, seperti membaca atau berbicara langsung dengan orang lain.

Penting untuk diingat bahwa media sosial dapat memberikan manfaat jika digunakan dengan bijak. Alih-alih menghabiskan waktu berjam-jam menonton video yang tidak memberi nilai tambah, kita bisa menggunakan platform ini untuk belajar hal baru, memperluas wawasan, atau terlibat dalam diskusi yang bermanfaat. Kunci utama adalah kontrol diri dan kesadaran akan waktu yang kita habiskan di dunia maya.

Kesimpulan

Kecanduan terhadap video singkat di media sosial memiliki dampak serius terhadap kesehatan mental kita. Meskipun memberikan hiburan instan, kecanduan ini dapat menyebabkan brainrot, yang menurunkan kualitas fungsi otak akibat kebiasaan mengonsumsi konten yang dangkal. Untuk itu, kita perlu mengenali tanda-tanda kecanduan ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengendalikannya, agar media sosial tetap menjadi alat yang bermanfaat tanpa merusak potensi dan kualitas hidup kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *