Tekanan darah tinggi dalam dunia medis seringkali disebut hipertensi. Dikatakan hipertensi jika tekanan darah melebihi atau sama dengan 140/90 mmHg dan dianggap parah jika tekanan diatas 180/120 mmHg. Hipertensi termasuk penyakit silent killer karena sering muncul tanpa keluhan sehingga penderita tidak tahu bahwa ia mengidap penyakit hipertensi. Bahkan, penyakit komplikasi muncul akibat penyakit hipertensi yang diidapnya. Menurut data Word Health Organization (WHO) terdapat sekitar 972 juta (26,4%) populasi diseluruh dunia terkena hipertensi dan kemungkinan akan meningkat hingga 29,2% pada tahun 2025. Berdasarkan laporan survei kesehatan indonesia dari kementerian kesehatan tahun 2023, penyakit hipertensi turun hingga 30,8% yang sebelumnya mencapai 31,4%. Di Sulawesi Selatan, berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018 sebesar 31,7%.
Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko yang dikelompokkan menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah diantaranya adalah jenis kelamin, umur dan keturunan. Sedangkan, faktor risiko yang dapat diubah diantaranya adalah pola makan (banyak mengkonsumsi garam, kolesterol, kafein, alkohol), kebiasaan olah raga, merokok, obesitas, dan Stres. Stres merupakan faktor risiko utama hipertensi karena bertambahnya tingkat stress akan memungkinkan terjadinya peningkatan prevalensi hipertensi. Seseorang yang menderita hipertensi mungkin juga mengalami masalah kesehatan mental. Ketidakpastian tentang kesehatan dapat menyebabkan kecemasan dan depresi, menciptakan lingkaran setan di mana stres memperburuk hipertensi, dan hipertensi memperburuk kesehatan mental.
Dampak dari penyakit hipertensi dapat menyebabkan komplikasi penyakit lainnya. Jika seseorang mengalami tekanan darah tinggi, maka otomatis jantung dipaksa untuk bekerja lebih keras dari kapasitasnya untuk memompa darah. Lalu, dinding dan otot jantung akan menebal dan mengakibatkan jantung kesulitan untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Jika jantung sudah tidak dapat memompa darah dengan baik dapat menyebabkan gagal jantung. Selain gagal jantung, komplikasi hipertensi yang lain adalah aneurisma. Hipertensi dapat menyebabkan dinding arteri melemah sehingga memicu terbentuknya kantong yang rapuh pada pembuluh darah arteri. Jika tekanan darah terlalu tinggi, maka lama kelamaan arteri dapat pecah yang kemudian menimbulkan kerusakan organ permanen hingga kematian.
Untuk mencegah hipertensi kita dapat menerapkan pola hidup yang sehat dan teratur. berikut tips mencegah penyakit hipertensi
1. Mengomsumsi Makanan Sehat : Mengonsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein rendah lemak, dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal. Pola makan yang disarankan adalah Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang kaya akan potasium, magnesium, dan serat serta rendah lemak jenuh dan kolesterol.
2. Batasi Asupan Garam : Asupan garam yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Batas konsumsi garam yang disarankan adalah kurang dari 5 gram (sekitar 1 sendok teh) per hari. Mengurangi penggunaan garam saat memasak, memilih makanan segar daripada makanan olahan, dan membaca label nutrisi untuk memantau kadar natrium dapat membantu mencegah hipertensi.
3. Berolahraga secara teratur : Aktivitas fisik membantu menjaga elastisitas pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengurangi tekanan darah. Disarankan untuk melakukan olahraga aerobik, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang, minimal 30 menit per hari, lima kali seminggu.
4. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol : Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak jantung. Untuk menjaga tekanan darah tetap normal, sebaiknya hindari alkohol atau konsumsi dalam jumlah sangat terbatas (tidak lebih dari satu minuman per hari untuk wanita dan dua minuman per hari untuk pria).
5. Menjaga Berat Badan : Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan beban kerja jantung, sehingga tekanan darah cenderung lebih tinggi. Menurunkan berat badan hingga mencapai kisaran yang sehat (Indeks Massa Tubuh 18,5–24,9) dapat secara signifikan membantu menurunkan tekanan darah.
6. Berhenti Merokok : Merokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, nikotin dalam rokok dapat memperburuk risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Berhenti merokok tidak hanya menurunkan tekanan darah tetapi juga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Mencegah hipertensi adalah perjalanan menuju kesehatan yang lebih baik. Dengan olahraga teratur, pola makan seimbang, dan tidak mengomsumsi minuman beralkohol, kita dapat menaklukkan “jenderal tak terlihat” ini. Setiap langkah kecil adalah kemenangan—mari kita pilih hidup yang lebih sehat dan bertenaga!