Mpox, juga dikenal sebagai cacar monyet, adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus Monkeypox (MPXV), anggota genus Orthopoxvirus dari famili Poxviridae. Penyakit ini pertama kali terdeteksi pada tahun 1958 di Denmark pada monyet yang digunakan untuk penelitian. Meskipun namanya “cacar monyet,” reservoir virus ini sebenarnya belum sepenuhnya diketahui, namun diyakini berasal dari beberapa spesies tikus Afrika dan mamalia kecil lainnya seperti tupai dari genus Funisciurus dan Heliosciurus.
Sejak Mei 2022, wabah mpox mulai menyebar di berbagai negara di Eropa dan Amerika Utara, menciptakan ketakutan akan penyebaran yang cepat. Bahkan pada 23 Juli 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat global. Hingga November 2022, tercatat 80.328 kasus di 110 negara, di mana 79.355 di antaranya terjadi di daerah non-endemik.
Kasus mpox juga telah meningkat di Indonesia sejak 2022. Hingga Agustus 2024, total kumulatif kasus di Indonesia mencapai 88, dengan DKI Jakarta menyumbang jumlah terbesar, yaitu 59 kasus. Meskipun jumlah ini relatif kecil dibandingkan dengan negara-negara lain, tren yang terus meningkat menandakan pentingnya penanganan yang cepat dan efektif.
Bagaimana Mpox Menular?
Mpox menular melalui kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Virus dapat masuk ke tubuh melalui luka di kulit, saluran pernapasan, atau selaput lendir seperti mata, hidung, atau mulut. Di wilayah endemik, penularan sering terjadi melalui gigitan hewan atau pengolahan daging hewan liar. Sementara itu, di wilayah non-endemik, penularan antarmanusia menjadi perhatian utama, baik melalui droplet pernapasan, kontak langsung dengan lesi kulit, maupun benda yang terkontaminasi virus.
Seiring dengan peningkatan kasus di berbagai negara, salah satu faktor utama yang memicu kekhawatiran adalah penyebaran melalui hubungan seksual dan kontak fisik langsung. Inilah mengapa mpox mendapatkan perhatian lebih besar di masyarakat, terutama pada kalangan yang lebih rentan terhadap infeksi.
Gejala Mpox
Gejala utama mpox termasuk ruam yang dapat bertahan selama 2-4 minggu. Ruam ini sering kali diiringi oleh demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, energi rendah, serta pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati). Ruam tersebut dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti wajah, telapak tangan, kaki, area genital, bahkan anus. Gejala ini membuat mpox sering kali sulit dibedakan dari cacar atau infeksi kulit lainnya.
Pencegahan dan Penanganan
Untuk mencegah infeksi mpox atau cacar monyet, beberapa langkah dapat diambil. Pertama, hindari aktivitas seksual yang melibatkan kontak fisik langsung dan jangan berbagi peralatan makan tanpa membersihkannya terlebih dahulu. Kedua, jangan berbagi barang pribadi seperti pakaian, handuk dan linen. Ketiga, sebaiknya hindari penggunaan lensa kontak untuk mencegah infeksi mata. Keempat, jauhi kontak dengan hewan, khususnya mamalia karena mereka dapat menularkan virus. Kelima, hindari menangani atau mengonsumsi daging hewan liar yang tidak dimasak dengan baik. Terakhir, selalu cuci tangan dengan sabun atau gunakan hand sanitizer secara teratur.
Selain itu, menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan sangat penting untuk mencegah penyebaran virus. Bagi orang yang sudah terinfeksi, isolasi mandiri hingga gejala mereda sangat disarankan agar dapat mencegah penularan lebih lanjut.
Mpox merupakan ancaman yang tidak dapat kita abaikan. Penyebarannya yang semakin meluas, baik secara global maupun di Indonesia, menuntut kewaspadaan yang lebih tinggi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara penularan serta langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit ini.
Apakah kita akan berdiam diri? Mari bersama-sama mencegah penyebaran lebih lanjut dengan menjaga kesehatan dan selalu waspada terhadap gejala yang muncul.
Pandemi telah mengajarkan kita untuk selalu waspada dan cepat bertindak. Oleh karena itu, mpox tidak boleh dipandang remeh. Dengan upaya pencegahan yang tepat dan pemahaman yang mendalam mengenai penyakit ini, kita dapat menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat.