Dunia adalah suatu hal yang luas. Tidak sedikit di dalamnya yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia. Kini dunia menjadi sangat besar dan modern. Segala kecanggihannya penuh dengan pesona yang mampu menggiurkan siapa pun, termasuk para remaja. Namun, siapa sangka? Kehebatan itu semua terdapat gelap yang mampu memberikan tekanan tanpa mereka sadari. Remaja saat ini mengahdapi berbagai pilihan dan tantangan yang menuntut kedewasaan lebih cepat dari yang mereka kira.
Kecanggihan Dunia
Dengan kecanggihannya, dunia telah menyediakan teknologi informasi yang mengubah cara remaja berinteraksi dan berkomunikasi. Media sosial kini menjadi wadah untuk berinteraksi dengan siapa pun. Seluas apapun dunia dapat kita capai dengan media sosial. Media seosial justru menjadi sumber tekanan pada diri yang tidak sehat. Rasa takut ketinggalan akan sesuatu atau yang saat ini disebut dengan FOMO (Fear of Missing out) layaknya hantu bagi remaja. Perasaan tertekan akan selalu timbul jika terdapat perbedaan dari diri sendiri dengan orang lain yang terlihat begitu sempurna dan memiliki kehidupan yang menyenangkan.
FOMO berarti adalah rasa “takut ketinggalan” yang berarti perasaan cemas atau khawatir yang berlebihan saat merasa tidak terlibat atau tidak mengikuti apa yang sedang dilakukan oleh orang lain, terutama di media sosial. Perasaan ini dapat memicu berbagai perilaku yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kehidupan seseorang, baik secara psikologis maupun fisik.
Dampak FOMO
Kebiasaan memeriksa media sosial secara terus-menerus, terutama sebelum tidur, dapat mengganggu kualitas tidur. Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kelelahan, mood swing, dan penurunan daya tahan tubuh. Meskipun FOMO mendorong seseorang untuk terus terhubung dengan orang lain, paradoksnya, perasaan ini juga dapat menyebabkan isolasi sosial. Hal ini terjadi karena seseorang merasa tidak pernah cukup baik atau tidak pernah memiliki pengalaman yang cukup menarik untuk dibagikan di media sosial.
Dunia modern benar-benar telah mengubah segalanya. Perubahan yang terjadi pada sosial dan budaya mempengaruhi kesehatan mental remaja. Gadget merupakan salah satu media yang telah memberikan banyak tekanan pada remaja melalui beberapa platform media sosial. Penelitian dari Teuku dkk., (2024) bahwa gadget dan platform media sosial akan memrubah perilaku dan kebiasaan remaja yang akan memicu kondisi mental yang buruk, seperti memicu kecemasan dan depresi, ketergantungan pada gadget, menurunnya motivasi belajar, dan stres.
Penyebab Lainnya
Selain itu, tuntutan akademik yang tinggi juga menjadi beban tersendiri bagi remaja. Persaingan yang ketat untuk masuk perguruan tinggi favorit, ditambah dengan ekspektasi orang tua yang tinggi, membuat banyak remaja merasa tertekan dan kewalahan. Kurangnya waktu luang untuk bersantai dan mengeksplorasi minat dan bakat, membuat mereka merasa kehilangan keseimbangan dalam hidup. Di sisi lain, perubahan sosial dan budaya juga turut mempengaruhi kesehatan mental remaja. Isu-isu seperti identitas gender, orientasi seksual, dan diskriminasi seringkali menjadi sumber tekanan dan ketidakpastian. Belum lagi, maraknya kasus bullying baik di dunia nyata maupun dunia maya, yang dapat meninggalkan luka mendalam pada korbannya.
Dari segala tekanan dan perubahan yang terjadi, para remaja harus siap megahadapi. Begitu banyak cara untuk menghadapi tekanan yang ada, seperti menerima diri sendiri. Setiap individu unik dan memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Belajar menerima diri sendiri adalah langkah pertama untuk membangun kepercayaan diri tanpa harus menuntut kesempurnaan layaknya yang orang lain miliki. Selain itu, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain juga penting. Memiliki teman-teman dan keluarga yang suportif sangat penting untuk mendapatkan dukungan emosional.
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan perubahan dan tantangan. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat melewati masa-masa sulit ini dan tumbuh menjadi individu yang kuat dan tangguh. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi remaja, agar mereka dapat mencapai potensi terbaiknya.